Contoh Bab 1 Tesis Lengkap . PENGARUH RASA INGIN TAHU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA

                                            


  (Survei pada SMP Swasta di Jakarta Timur)
                      oleh : Bonefasius Ngalu, M.Pd



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
        DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
              FAKULTAS PASCASARJANA
     





BAB 1
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang

            Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana manusia untuk menuju kearah hidup yang lebih baik. Pendidikan membina dan membentuk pola pikir manusia agar menjadi insan yang baik dan berguna bagi orang lain dan secara khusus bagi diri sendiri. Tujuan Pendidikan bisa tercapai seoptimal mungkin apabila guru sebagai pengajar dan pendidik mampu mengembangkan proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi dan perubahan yang ada. Singkatnya proses pembelajaran harus mampu mengikuti arus perubahan dalam berbagai bidang terutama dalam bidang Pendidikan. Untuk mencapai tujuan Pendidikan nasional, pemerintah telah melakukan pembaharuan dalam bidang kurikulum, pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan mutu Pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang Pendidikan. 

        Pendidikan merupakan upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa kearah kedewasaan. Pendidikan adalah salah satu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas hidupnya, agar mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga dapat diartikan sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab. Pendidikan   berurusan langsung dengan pembentukan manusianya dan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya. Menurut Mulyasa (2006), manusia yang cerdas akan memberi nuansa kehidupan yang cerdas pula serta progresif akan membentuk kemandirian dan kreativitas. Para pahlawan Pendidikan seperti Ki Hajara Dewantara, Dr. Cipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker merupakan bukti peran Pendidikan dalam pembangunan bangsa Indonesia. Melalui Pendidikan, bangsa ini dapat membebaskan masyarakat dari kebodohan, kemisikinan dan keterpurukan. Pendidikan merupakan salah satu usaha terencana dan tersistematis untuk membentuk manusia baik fisik maupun psikis menjadi pribadi yang  mandiri, peduli, kreatif, kritis serta mampu mneciptakan dan merencanakan hal-hal baik bagi dirinya dan juga orang lain. Selama ini banyak pendapat yang beranggapan bahwa Pendidikan formal  dinilai hanya sebagai formalitas untuk membentuk sumber daya manusia Indonesia. Tidak perduli bagaimana hasil pembelajaran formal tersebut, yang terpenting adalah telah melaksanakan Pendidikan dijenjang yang lebih tinggi dan diangap hebat oleh masyarakat.

            Salah satu bidang studi yang mendukung perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) adalah Matematika. Implementasi bidang studi matematika sangat besar bagi bidang studi lainya secara khusus dan bagi keberlangsungan kativitas sehari-hari pada umumnya. Oleh karena itu matematika merupakan bidang studi yang menduduki peranan penting dalam bidang Pendidikan. Matematika meruapakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, matematika juga mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan kemajuan daya pikir manusia. Matematika wajib dipelajari oleh semua peserta didik karena matematika selalu diimplementasikan dalam keberlangsungan aktivitas sehari-hari. Mengingat besarnya manfaat matematika tersebut, maka sebagai guru harus mendesain pelajaran matematika sebaik mungkin untuk meningkatkan rasa ingin tahu dan menarik minat siswa serta mendorongnya untuk aktif belajar. Dengan merancang proses pembelajaran matematika sesuai kondisi dan perkembangan zaman serta mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif maka dengan demikian, para siswa memiliki pandangan positif terhadap matematika serta memacu rasa ingin tahunya  dan  juga dapat meningkatkan  minat belajar yang tinggi terhadap pembelajaran matematika.

            Untuk memahami pelajaran matematika secara mendalam dibutuhkan kecakapan tertentu. Salah satu kecakapan hidup (life skill) yang perlu dikembangkan melalui proses Pendidikan adalah kemampuan pemecahan masalah. (problem solving). De facto, banyak siswa yang tidak menaruh minat pada matematika entah karena karakteristiknya yang sangat khas, yaitu bersifat abstrak, menggunakan lambang-lambang yang kurang digunakan dalam kehidupan sehari-hari, proses berpikir yang dibatasi oleh aturan-aturan yang ketat dan materi dalam matematika kadang tidak terlihat kegunaannya dalam keberlangsungan aktivitas sehari-hari. Banyak siswa yang tidak memiliki ketekunan dan kemauan untuk mempelajari matematika. Alih-alih untuk meningkatkan minat belajarnya terhadap matematika bahkan ada yang tidak memiliki rasa ingin tahu terhadap matematika, sehingga hasil belajarnya kurang baik. Hasil belajar yang kurang baik juga dipengaruhi oleh kemampuan matematis siswa yang rendah salah satu diantaranya adalah kemampuan pemecahan masalah matematika. Kemampuan pemecahan masalah memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap hasil bellajar matamatika.

        Dengan menyadari beragam persoalan yang dihadapi dalam pelajaran matematika, maka kurikulum 2013, sangat menekankan peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Melalui kurikulum ini, siswa diharapkan memiliki  motivasi belajar yang tinggi, juga diarahkan dan diharapkan untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memecahkan masalah baik masalah matematis maupun masalah lainnya yang berkaitan dengan keberlangsungan hidup sehari-hari dengan meningkatkan rasa ingin tahu dan kemandirian belajar.

            Persoalan pemecahan masalah matematika juga dialami oleh siswa-siswi SMP se Jakarta Timur khusunya dalam kemandirian belajar dan rasa ingin tahu terhadap matematika. Kemampuan pemecahan masalah matematika di SMP ini menjadi latar belakang yang menarik untuk dikaji penulis. Fakta menunjukan bahwa hasli belajar matematika SMP swasta  di Jakarta Timur masih jauh dari yang diharapkan. Kenyataan ini sangat ironis dengan kedudukan dan peran matematika dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta peranannya dalam keberlangsungan hidup sehari-hari . fakta dominan yang mempengaruhi kondisi siswa adalah rasa takut yang berlebihan terhadap matematika. Ketakutan yang berlebihan membuat siswa menjadi asing dan cendrung memiliki persepsi negatif bahkan memususi pelajaran matematika. Ketakutan ini pulalah yang membuat rasa ingin tahu dan motivasi  belajar siswa menjadi berkurang dan melemah.

            Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan Pendidikan sesuai yang diharapkan adalah dengan meningkatkan dan mengembangkan program pendidikan yang berfokus pada pemecahan masalah . pembelajaran matematika di sekolah tidak hanya ditunjukan pada kemampuan siswa-siswi dalam berhitung atau menerapkan rumus/prosedur dalam menyelesaikan soal-soal rutin saja tetapi juga pada peningkatan kemampuan siswa-siswi dalam pemecahan masalah, baik masalah matematika maupun masalah lainnya yang menggunakan matematika untuk memcahkannya. Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh siswa-siswi setelah belajar matematika. Kemampuan ini sangat diperlukan siswa terkait dengan kebutuhan siswa untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari  dan mampu mengembangkan diri mereka sendiri. Oleh sebab itu kemampuann pemecahan masalah matematika perlu mendapat perhatian khusus dalam proses pemebelajaran matematika pada  Pendidikan formal. Kemampuan pemecahan masalah matematika pada dasarnya adalah kemampuan menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir secara sistematis, logis, teratur dan teliti sehingga mampu memecahkan masalah secara rasional, lugas dan tuntas  (Muhibbin, 2010:121). Kemampuan pemecahan masalah sangat diperlukan untuk melatih siswa agar terbiasa berpikir kritis, sistematis dan logis sehingga mampu memecahkan beragam masalah yang kompleks baik dalam bidang studi matematika maupun bidang studi lainnya.

            Pentingnya orang belajar matematika tidak terlepas dari besarnya peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari, misalanya berbagai informasi dan gagasan seiring dengan perkembangan teknologi banyak disampaikan dengan bahasa matematika serta banyak masalah yang disajikan dalam model matematika. Dengan mempelajari matematika, seseorang terbiasa berpikir secara sistematis, ilmiah, logis, kritis dan dapat meningkatkan kreativitas sehingga mampu memecahkan masalah yang dihadapinya dalam keberlangsungan hidup sehari-hari . matematika itu penting baik sebagai alat bantu, sebagai ilmu, sebagai pembimbing pola pikir maupun sebagai pembentuk sikap.

            Terciptanya pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan pemecahan masalah matematika tidak terlepas dari materi yang akan  dipelajari dan bagaimana  menciptakan dan mengolah materi sehingga siswa dapat teerlibat aktif mendayagunakan pikirannya membentuk konsep dalam proses pemecahan masalah. Hal tersebut menegaskan bahwa pembelajaran tidak hanya bergantung pada bagaimana guru mengajar tetapi bagaimana guru mengkreasi. Untuk mempelajari matematika, siswa dituntut untuk memiliki kemandirian belajar yang tinggi dalam memecahkan beragam masalah baik masalah matematika maupun masalah lainnya. Kemandirian belajar dipandang sebagai keadaan seseorang yang dalam kehidupannya mampu memutuskan, mengerjakan dan menyelesaikan sesuatu  tanpa bantuan orang lain. Kemampuan demikian hanya mungkin dimiliki jika seseorang  berkemampuan memikirkan dengan saksama tentang sesuatu yang dikerjakannya atau diputuskannya, baik dari segi-segi manfaat atau keuntungannya. Menurut Grieve (2003), kemandirian belajar adalah atribut personal, kesiapan psikologis seseorang dalam mengontrol atau bertanggung jawab terhadap proses belajarnya. Didalam kemandirian belajar, siswa akan belajar tentang pemikirannya, membuat rencana dan mengambil tindakan, memikirakan ide untuk dapat mengambil keputusan atau melakukan sesuatu serta memikirkan proses yang akan mereka jalani dan menemukan solusi dari permasalahan yang dihadapinya. Siswa yang memiliki kemampuan kemandirian belajar yang tinggi cendrung akan merasa tertantang dan tertarik untuk menyelesaikan berbagai masalah baik dalam pembelajaran matematika maupun masalah lain dalam kehidupan sehari-hari.

            Ketertarikan untuk menyelesaiakan masalah ini juga menyebabkan munculnya rasa ingin tahu. Melalui rasa ingin tahu, belajar bukan sekedar mengetahui namun mengeksplorasi guna mengetahui lebih lanjut makna atas apa yang diperoleh dalam belajar. Rasa ingin tahu merupakan dasar untuk mengetahui sejauh mana kemampuan untuk dicapai. Rasa ingin tahu juga dapat memberi rangsangan dan dorongan bagi siswa untuk tertarik dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran yang membangun pengetahuan dan melatih keahlian (skill). Dalam pembelajaran, rasa ingin tahu diperlukan untuk menghubungkan konsep yang sudah dipelajari dan yang sedang dipelajari, sehingga membuat konsep yang baru. Seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan memiliki kemampuan kemandirian belajar yang baik cendrung aktif mendayagunakan pikirannya untuk menemukan berbagai masalah dalam pembelajaran dan menyelesaikannya .

        Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Rasa Ingin Tahu dan Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika ( Survei pada SMP Swasta di Jakarta Timur) “

B.    Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka identifikasi masalah yang timbul antara lai :
1.    Mengapa Pendidikan sangat penting dalam pembentukan Sumber
       Daya Manusia?
2.    Bagaimana cara untuk mengatasi rendahnya mutu Pendidikan di Indonesia
        pada berbagai jenjang pendidikan?
3.    Mengapa siswa sulit untuk memahami konsep matematika?
4.    Apa yang menyebabkan rendahnya hasil belajar matematika siswa
       dibanding bidang studi lainnya?
5.    Mengapa pemecahan masalah (problem solving) perlu dikembangkan?
6.    Mengapa kemandirian belajar sangat penting dalam meningkatkan
       kemampuan pemecahan masalah matematika siswa?
7.    Mengapa rasa ingin tahu dapat meningkatkan kemampuan pemecahan
       masalah matematika siswa?


C.    Batasan Masalah

            Untuk mempersempit objek penelitian sehingga mendapat temuan yang terfokus dan mendalami permasalahan serta untuk menghindari penafsiran yang berbeda, maka penelitian ini dibatasi pada siswa kelas VIII di SMP swasta se Jakarta Timur, tahun ajaran 2020/2021 semester ganjil. Fokus penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika yang diduga dipengaruhi oleh kemandirian belajar dan rasa ingin tahu. Pertimbangan yang mendasari bahwa faktor kemandirian belajar dan rasa ingin tahu sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan Pendidikan siswa dalam hal ini adalah kemampuan pemecahan masalah matematika.

D.    Rumusan Masalah

1.    Adakah pengaruh langsung rasa ingin tahu terhadap kemampuan
       pemecahan masalah matematika siswa SMP swasta di Jakarta Timur?
2.    Adakah pengaruh langsung kemandirian belajar terhadap kemampuan
       pemecahan masalah matematika siswa SMP swasta di Jakarta Timur?
3.    Adakah pengaruh langsung rasa ingin tahun terhadap kemandirian belajar
        siswa SMP swasta di Jakarta Timur?
4.    Adakah pengaruh langsung rasa ingin tahu dan kemandirian belajar siswa
       terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa SMP swasta
       di Jakarta Timur?

E.    Tujuan Penelitian

Adalah untuk mengetahui:
1.    Pengaruh langsung rasa ingin tahu terhadap kemampuan pemecahan
       masalah matematika siswa SMP swasta di Jakarta Timur.
2.    Pengaruh langsung kemandirian belajar terhadap kemampuan pemecahan
       masalah matematika siswa SMP swasta di Jakarta Timur.
3.    Pengaruh langsung rasa ingin tahu terhadap kemandirian belajar siswa SMP
       swasta di Jakarta Timur.
4.    Pengaruh langsung rasa ingin tahu dan kemandirian belajar terhadap
        kemampuan  pemecahan masalah matematika siswa SMP swasta
       di Jakarta Timur.

F.    Manfaat Penelitian

1.    Secara Teoritik

a)    Penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
       matematika dalam hal peningkatan hasil belajar.
b)    Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu
       pengetahuan khususnya untuk melaksanakan penelitian lanjutan, sehingga
       dapat menghasilkan penelitian yang lebih baik.

2.    Secara Praktis

a)    Untuk Guru
       Penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru dalam meningkatkan rasa ingin tahu
       siswa    untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Guru bukan hanya terfokus
       pada penyampaian pelajaran tetapi juga mampu berkreasi agar menarik
       perhatian belajar siswa dan menumbuhkan rasa ingin tahu bagi setiap
       peserta didik.

b)   Untuk Siswa
      Mendorong siswa untuk melakukan investigasi dan penemuan. Dengan
      kemampuan kemandirian belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi, siswa
      semakin tertarik  untuk menemukan dan menyelesaikan masalah baik
      masalah matematika maupun masalah lainnya dalam keberlangsungan
       aktivitasnya sehari-hari.

c)   Untuk Sekolah
      Penelitian juga diharapkan dapat menjadi input atau refrensi yang bermanfaat
      bagi pengelola Pendidikan (sekolah) dalam upaya memperbaiki dan
      meningkatkan mutu Pendidikan khusunya dalam pelajaran matematika.

G.  Sistematika Penulisan
      Untuk memudahkan penulisan dalam penyusunan proposal tesis ini, maka
      dibuat sistematika penulisan yang terdiri dari V baby aitu :

BAB I : Pendahuluan
     Terdiri dari 7 sub baby aitu : Latar belakang, identifikasi masalah,
      perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
      dan sistematika penulisan.

BAB II : Kajian Pustaka
     Bab ini berisi tentang landasan teori, penelitian yang relevan,  kerangka
     berpikir dan hipotesis penelitian

BAB III : Metodologi Penelitian
    Bab ini berisi tentang waktu dan tempat penelitian, metode penelitian,
    populasi dan sampel penelitian serta pendekatan penelitian

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
    Dalam bab ini mengulas tentang deskripsi data dan hasil penelitian, pengolahan
    data hasil penelitian, pengujian hipotesis dan pembahasan atau interpretasi hasil
    penelitian.

BAB V : Simpulan, Implikasi dan Saran
   Bab ini memuat tentang kesimpulan, implikasi dan saran.


Untuk Bab II silahkan klik di sini

Untuk Bab III silahkan klik di sini




No comments for " Contoh Bab 1 Tesis Lengkap . PENGARUH RASA INGIN TAHU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA"