Bab 3 : PENGARUH RASA INGIN TAHU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK



 PENGARUH RASA INGIN TAHU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.           Tempat dan Waktu Penelitian

1.      Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Ignatius Slamet Riyadi dan SMP Kartika VIII-I   yang berlokasi  Kecamatan Pasar Rebo  Jakarta Timur.

2.      Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2020/2021 dengan perincian sebagai berikut :


A.           Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sedangkan metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode survey dengan analisis jalur (Path Analysis). Supardi (2014:271) mengatakan bahwa analisis jalur adalah suatu teknik pengembangan dari regresi linier berganda. Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distributuf dan hubungan antar variabel sosiologis dan psikologis. Arah penelitian survey ialah membuat taksiran yang akurat mengenai karakteristik-karakteristik keseluruhan populasi. Metode survey biasanya dilakukan untuk menemukan informasi yang jelas guna memecahkan masalah terutama masalah penelitian.

 Dalam penelitian ini mencakup tiga variabel yaitu, Rasa Ingin Tahu, Kemandirian Belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika. Berdasarkan jumlah variabel yang diteliti maka untuk penelitian ini digunakan desain analisis jalur (path analysis). Skema desain analisis jalur digambarkan sebagai berikut:


Keterangan :

X1 : Rasa Ingin Tahu

X2 : Kemandirian Belajar

X3 : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

P21 : Rasa Ingin Tahu terhadap Kemandirian Belajar

P31 : Rasa Ingin Tahu terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

P32 : Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Adapun variabel penelitian ini terdiri dari:

1.   Variabel Bebas/Independen X1 : Rasa Ingin Tahu

2.   Variabel Intervening X2 : Kemandirian Belajar

3.      Variabel Terikat/Dependent () : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Dari diagram alur di atas dapat dijelaskan bahwa  merupakan variabel independen (eksogen) bagi  dan .  mempunyai jalur hubungan langsung dengan  dan juga mempunyai hubungan tidak langsung dengan  karena melalui .  merupakan variabel independent bagi .  merupakan variabel independent bagi  dan , serta  merupakan variabel dependen (endogen) bagi .

1)   Variabel Eksogen (exogenouse)

Variabel eksogen adalah semua variabel yang tidak ada penyebab eksplisitnya atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah yang menuju ke arahnya selain pada bagian kesalahan pengukuran. Jika antara variabel eksogen dikorelasikan maka korelasi tersebut ditujukan dengan anak panah dengan kepala dua yang menghubungkan variabel-variabel tersebut. Variabel eksogen dalam penelitian ini adalah Rasa Ingin Tahu X1 dalam istilah lain dapat disebut pula sebagai variabel independent.

2)   Variabel Endogen (endogenouse)

Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak-anak panah menuju ke arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk mencakup semua variabel perantara dan tergantung. Variabel perantara endogen mempunyai anak panah yang menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model diagram jalur. Variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju kearahnya atau dapat disebut juga variabel dependent. Variabel endogen dalam penelitian ini adalah Kemampuan Pemecahan Masalah MatematikaX3.

3)   Variabel Intervening

Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritik memengaruhi hubungan antara variabel dependent dan variabel dependent menjadi hubungan yang tidak langsung. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah Kemandirian  Belajar X2.


 A.           Populasi, Sampel dan Teknik Sampling

1.    Populasi Penelitian

Arikunto (2010:130) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu. Hal senada diungkapkan Sugiyono (2003:117) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Supardi (2013:25) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan dari karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian. Populasi juga berarti objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah atau objek penelitian. Adapun Populasi  dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Swasta di Kecamatan Pasar Rebo,  Jakarta Timur. Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP swasta di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 2 sekolah, seperti pada tabel di bawah ini.

2.    Sampel Penelitian

Supardi (2013:26) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.” Sampel dalam penelitian kuantitatif merupakan subjek penelitian yang dianggap mewakili populasi, dan biasanya disebut responden penelitian. Lebih lanjut Arikunto (2006:134) menyatakan bahwa untuk menentukan jumlah sampel yang harus diambil dari suatu populasi peneliti menggunakan kriteria, apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian tersebut merupakan penelitian populasi. Tapi jika jumlah subyeknya besar atau lebih dari 100, maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.

Cara pengambilan sampel yang dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik proporsional cluster random sampling, dimana setiap anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Dalam menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan rumjus Taro Yamane sebagai berikut:

Keterangan:

 = jumlah sampel

 = jumlah populasi

= Presesi yang ditetapkan

Dengan menggunakan rumus di atas maka jumlah sampel yang digunakan adalah:

Maka sampel yang digunakan dari populasi 525 siswa berjumlah 84 siswa. Adapun anggota sampel yang digunakan oleh peneliti meliputi siswa kelas VIII semester 1 dari 2 SMP swasta yang terdapat di Kecamatan Pasar Rebo  Jakarta Timur.

 

2.    Teknik Sampling

Teknik sampling adalah pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan teknik Proprosional Cluster Random Sampling, dimana jumlah sampel dari setiap sekolah diambil secara proporsional berdasarkan perbandingan jumlah siswa setiap sekolah terhadap jumlah populasi keseluruhan. Sedangkan, untuk menentukan anggota sampel dari setiap cluster yang ada dipilih secara acak (random). Sasmoko (2004:59) menyatakan bahwa simple random sampling adalah pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang ada dalam populasi. Artinya semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama dan tidak terikat untuk dimasukkan ke dalam sampel.

 

A.           Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi Rasa ingin tahu, Kemandirian belajar dan kemampuan pemecahan masalah matematika. Menurut Supardi (2012:22) variabel adalah karakteristik yang akan diobservasi dari suatu pengamatan. Karakteristik yang dimiliki satuan pengamatan keadaannya berbeda-beda atau memiliki gejala yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu satuan pengamatan lainnya.  Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tiga variabel yaitu:

1.    Variabel terikat (dependen) (X3) yaitu kemampuan pemecahan masalah matematika. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan memberikan tes berbentuk essay sebanyak 10 butir soal kepada siswa terpilih sebagai sampel penelitian. 

2.    Variabel bebas (independen) Xyaitu Rasa Ingin Tahu. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan instrumen non tes (angket) berbentuk skala sikap yaitu Skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban yang diperoleh dari hasil pemberian kuiseoner mengenai Rasa Ingin Tahu.

3.    Variabel Intervening X2 yaitu Kemandirian Belajar. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan instrumen non tes berbentuk skala sikap yaitu Skala Likert yang terdiri dari lima pilihan jawaban yang diperoleh dari hasil pemberian kuesioner mengenai sikap pada mata pelajaran matematika.

 

A.           Instrumen Penelitian

1.      Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

a.      Definisi Konseptual

Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan untuk mengatasi masalah yang ditemui, mencari penyelesaian dan mampu menggunakan berbagai aturan, prinsip, dan konsep matematika melalui langkah–langkah atau strategi pemecahan masalah.

b.     Definisi Operasional

Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk mengatasi masalah yang ditemui, mencari penyelesaian dan mampu menggunakan berbagai aturan dan konsep matematika melalui langkah–langkah atau strategi pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penelitian ini adalah skor total yang diperoleh dari siswa yang mencerminkan kemampuan siswa pada pelajaran matematika pada materi Persamaan Garis Lurus pada kelas VIII Semester Ganjil tahun ajaran 2020/2021.

c.      Kisi–Kisi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

    

a.      Validasi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

Sebelum digunakan untuk memperoleh data penelitian, instrument kemampuan pemecahan masalah matematika perlu dikalibrasi untuk mengetahui tingkat kehandalan instrument. Untuk itu dilakukan uji coba instrument tes pada siswa kelas VIII yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Dari hasil uji coba dilakukan peninjauan terhadap tingkat kesukaran butir soal, validitas butir soal dan reliabilitas soal.

1)        Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar, sedang atau mudahnya suatu soal (Sudjana, 1989). Butir soal yang baik memiliki populasi dan tingkat kesukaran seimbang, artinya distribusi soal berdasarkan bentuk kurva normal, yaitu 27% untuk soal mudah, 46% untuk soal sedang, dan 27% untuk soal sukar. Menurut Sudjana (1989), untuk menentukan indeks kesukaran tes bentuk essai digunakan rumus:


Keterangan :

I      : Indeks Kesukaran

Dengan kriteria :

0,01 – 0,30  = sukar

0,31 – 0,70  = sedang

0,71 – 1,00  = mudah

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran untuk setiap soal dapat di lihat pada tebel berikut

Berdasarkan hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrument penelitian dari 10 soal diperoleh 2 soal dengan tingkat kesulitan "mudah" dan 8 soal dengan tingkat kesulitan sedang.

1)        Pengujian Daya Pembeda Butir Soal

Menurut Arikunto (2009:211) “Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Untuk menghitung daya pembeda soal digunakan rumus, yaitu:





Dari hasil analisis item daya pembeda butir soal, diperoleh soal dengan daya pembeda baik sekali berjumlah 2 soal, daya pembeda baik berjumlah 5 soal,daya pembeda cukup berjumlah 1 soal dan daya pembeda jelek 2 soal.

1)        Validitas Butir Soal

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan keabsahan suatu butir soal. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Perhitungan validitas butir untuk instrumen ini diuji dengan uji korelasi product moment, dengan rumus :


Dari data di atas tidak semua butir soal valid, jumlah soal yang valid adalah 8 dan soal tidak valid adalah 2 soal. Hal ini menyatakan bahwa tidak semua butir soal dapat digunakan untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa, sehingga jumlah butir soal yang digunakan untuk tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa adalah 8 soal.

1)        Reliabilitas Soal

Untuk menentukan reliabilitas  instrument untuk soal pilihan ganda diuji dengan menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (Arikunto, 2012:115)


1.      Instrument Rasa Ingin Tahu

a.      Definisi Konseptual

Rasa ingin tahu merupakan emosi alamiah yang ada pada manusia dalam melihat segala sesuatu yang menurut mereka baru, menarik dan mengkaitkan emosi dalam melihatnya sehingga dapat memberikan dorongan untuk melihat dan memperdalam suatu hal tersebut dengan tindakan mereka.

b.      Definisi Operasional

Rasa ingin tahu adalah sifat  alamiah yang ada pada manusia dalam melihat segala sesuatu yang menurut mereka baru, menarik dan mengkaitkan emosi dalam melihatnya sehingga dapat memberikan dorongan untuk melihat dan memperdalam suatu hal tersebut dengan tindakan mereka. Indicator rasa ingin tahu meliputi antusias mencari jawaban, mengikuti dan mengamati setiap langkah kegiatan, bertanya terkait mata pelajaran atau objek pembelajaran, mencari informasi dari sumber lain dan melakukan eksperimen.  

a.      Kisi – Kisi Instrumen Rasa Ingin Tahu


 

a.      Validasi Instrumen Rasa Ingin Tahu

1)      Validitas Angket

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan keabsahan suatu butir soal. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Perhitungan validitas butir untuk instrumen ini diuji dengan uji korelasi product moment menurut Arikunto (2012:92), dengan rumus :


Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 24 butir instrument dinyatakan valid dan 10 butir lainnya tidak valid, yaitu nomor 9,11,13,14,15,16,28,29,33,34 dan 35. Hal ini menyatakan bahwa tidak semua butir angket dapat digunakan untuk tes peningkatan rasa ingin tahu  siswa, sehingga jumlah butir angket yang digunakan untuk tes peningkatan rasa ingin tahu  siswa adalah 24 butir angket.

2)            Reliabitias Angket

Tujuan Uji Realibilitas adalah untuk mengetahui kekonsistenan pertanyaan tes apabila diberikan berulang kali pada objek yang sama. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :


                 
          

1.      Instrument Kemandirian Belajar

a.        Definisi Konseptual

kemandirian belajar adalah perilaku siswa yang mampu mengatasi masalah, mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi, percaya diri, mampu memecahkan masalah dan dapat melakukan sesuatu  tanpa bergantung pada orang lain dan belajar dengan segenap kemampuan berpikir secara tepat dan maksimal.

b.        Definisi Operasional

Kemandirian belajar adalah suatu sikap yang berasal dari dalam diri individu untuk belajar mandiri karena adanya dorongan untuk menguasai suatu kompetensi yang diharapkan. iindicatorkemandirian belajar meliputi: tidak bergantung pada orang lain, memiliki sikap tanggung jawab, percaya diri, disiplin, berperilaku berdasarkan inisiatif sendiri, melakukan control diri 

a.        Kisi – Kisi Instrumen Kemandirian Belajar

 

d.      Validasi Instrumen Kemandirian Belajar

1)      Validitas Angket

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan keabsahan suatu butir soal. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Perhitungan validitas butir untuk instrumen ini diuji dengan uji korelasi product moment menurut Arikunto (2012:92), dengan rumus




Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 25 butir instrument dinyatakan valid dan 10 butir lainnya tidak valid, yaitu nomor 1,6,10,12,16,17,21,30,33,34. Hal ini menyatakan bahwa tidak semua butir angket dapat digunakan untuk tes peningkatan kemandirian belajar siswa, sehingga jumlah butir angket yang digunakan untuk tes peningkatan kemandirian  belajar siswa adalah 25 butir angket.

2)            Reliabitias Angket

Tujuan Uji Realibilitas adalah untuk mengetahui kekonsistenan pertanyaan tes apabila diberikan berulang kali pada objek yang sama. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu 

:

A.           Teknik analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan untuk dapat memperoleh jawaban atas hipotesis penelitian dibedakan dalam dua kategori diantaranya adalah :

1.      Teknik Analisis Data Deskriptif

a.    Membuat Mean (X)yaitu :



 

1.      Teknik Analisis Persyaratan Data

a.       Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah data yang kita peroleh berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dengan mengunakan Uji normalitas Kolmogorov Smirnov. Dengan taraf signifikansi (α) = 5 % (0,05). Hoipotesis yang di uji yaitu:

 

Penyelesaian uji normalitas ini dengan bantuan SPSS 22 dengan menggunakan Uji normalitas Kolmogorov Smirnov.

b.      Uji Normalitas Galat

Uji normalitas galat digunakan untuk mengetahui data yang dipakai pada penelitian berdistribusi normal atau tidak. Asumsi yang digunakan adalah jika nilai Asymp Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistrbusi normal dan sebaliknya.

c.       Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan ANOVA atau dengan bantuan SPSS dan dilakukan dengan mengamati table ANOVA. Dalam hal ini kriteria pengujiannya adalah :

Jika Fh> Ft atau nilai sig < 0.05 maka persamaan garis regresi linier.

Jika Fh< Ft atau nilai sig > 0.05 maka persamaan garis regresi tidak linier.

d.      Uji Multikolinieritas

Uji multikolinierias dilakukan untuk menguji adanya hubungan antar variabel bebas, untuk pengujian multikolinieritas peneliti dengan menggunakan SPSS sebagai alat bantu pengolahan data. Dengan hipotesis yang diuji :

H0 : terjadi multikolinieritas

H1 : Tidak terjadi multikolinieritas

Dengan pengolahan data dengan SPSS pengujian multikolinieritas dilakukan dengan mengamati nilai tolrence atau VIF. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :

Jika tolerance < 0.1 dan VIF > 1.0 maka H0 diterima atau terjadi multikolineritas.

Jika tolerance > 0.1 dan VIF < 1.0 maka H0 ditolak atau tidak terjadi multikolineritas.

e.       Uji Heteroskedastisitas

Pengertian heteroskedastisitas adalah apabila kesalahan atau residual yang diamati tidak memiliki varian yang konstan. Kondisi heteroskedastisitas sering terjadi pada data cross section atau data yang diambil dari beberapa responden pada suatu waktu tertentu.

Salah satu metode untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan membuat scatter-plot antara standardized residual (ZRESID) standardized predicted value (Y topi). Pada gambar dibawah ini menunjukkan tidak ada perubahan sepanjang Y topi, maka dinyatakan tidak ada heteroskedatisitas pada galat (error/residual) tersebut.

2.      Teknik Uji Hipotesis Penelitian

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan uji regresi linier dengan analisis jalur. Analisis jalur (Path Analysis) merupakan suatu bentuk pengembangan analisis multi regresi. Dalam analisis ini digunakan diagram jalur untuk membantu konseptualisasi masalah atau menguji hipotesis yang kompleks. Dengan menggunakan diagram tersebut, kita dapat menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh-pengaruh tersebut tercermin dalam koefisien jalur.

Menurut Supardi (2013:283) tahap pengujian hipotesis sebagai berikut :

Menghitung dan Menguji Koefisien Korelasi jalur dengan pendekatan korelasi. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

a)    Menentukan Model jalur

b)   Menghitung Koefisien korelasi sederhana antar dua variabel


a)    Menentukan Inver Matriks variabel eksogen

Untuk menguji hubungan antar variabel penelitian, peneliti dalam hal ini menggunakan Analisis Jalur (Path Analyse). Penggunaan analisis jalur dilakukan peneliti dengan asusmsi bahwa (Sugiyono, 2008:297)

a.       Hubungan antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif dan kausal

b.      Variabel–variabel yang residual tidak berkorelasi dengan variabel yang mendahuluinya dan juga tidak berkorelasi dengan variabel yang lain.

c.       Dalam model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab akibat searah.

d.      Dalam setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari sumber yang sama.

Untuk keperluan penggunaan analisis jalur peneliti perlu menyusun model hubungan antar variabel, yang dalam hal ini disebut diagram jalur. Diagram jalur disusun berdasarkan kerangka berpikir yang dikembangkan dari teori yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2008:298)

Untuk mencari hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan analisis korelasi product moment dengan bantuan SPSS. Hasil analisis korelasi selanjutnya akan digunakan sebagai dasr penghitungan koefisien jalur. Dalam analisis jalur terdapat koefisien jalur. Koefisien jalur menunjukkan kuatnya pengaruh variabel independen terhadap dependen. Bila koefisien rendah dan angkanya dibawah 0.05 maka koefisien jalur tersebut dianggap rendah, maka pengaruh jalur tersebut dapat dihilangkan (Sugiyono, 2008:302).

Koefisien jalur merupakan koefisien regresi standar (standar z), yang menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang telah tersusun dalam diagram jalur. Karena hubungan jalur antar variabel jalur adalah gabungan korelasi, maka perhitungan angka koefisien jalur menggunakan standar skor z.

Z1 =

Z2 = P21Z1 +

Z3 = P31Z1 + P32Z2 +

Selanjutnya koefisien jalur yang merupakan koefisien korelasi rij, dapat  dihitung. Karena harga–harga variabel dinyatakan dalam angka baku z, maka untuk n buah pengamatan dapat dihitung dengan rumus untuk menghitung koefisien jalur sebagai berikut (Sugiono, 2008: 304)

Kriteria pengujian signifikan koefisien jalur :

a.    Jika koefisien jalur lebih besar dari 0.05 maka koefisisen jalur signifikan, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel dependen terhadap variabel independen.

b.    Jika koefisien jalur lebih kecih dari 0.05 maka koefisisen jalur tidak signifikan, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel dependen terhadap variabel independen dan jalur tersebut dapat dihilangkan.

 

A.           Hipotesis Statistik

Hipotesis pada penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan  :

H0 =     Tidak terdapat pengaruh langsung Rasa Ingin Tahu terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

H1 =     Terdapat pengaruh langsung Rasa Ingin Tahu terhadap kemampuan Pemecehan Masalah Matematika

Keterangan  :

H0 = Tidak terdapat pengaruh langsung Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.

H1= Terdapat pengaruh langsung Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.

     

Keterangan  :

H0  =Tidak terdapat pengaruh langsung Rasa Ingin Tahu terhadap Kemandirian Belajar

H1 =Terdapat pengaruh langsung Rasa Ingin Tahu terhadap Kemandirian Belajar

      

Keterangan  :

H0 = Tidak terdapat pengaruh tidak langsung Rasa Ingin Tahu melalui Kemandirian Belajar terhadap kemampuan pemecahan Masalah Matematika

H1 =Terdapat pengaruh tidak langsung Rasa Ingin Tahu melalui Kemandirian terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah matematika.



Untuk Bab I silahkan  klik  di sini

Untuk Bab II silahkan klik  di sini

Bagi Yang membutuhkan soft filenya, silahkan hubungi melalui kontak di atas. 


semoga bermanfaat.....

No comments for "Bab 3 : PENGARUH RASA INGIN TAHU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK"