Bab 3 : PENGARUH RASA INGIN TAHU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK
PENGARUH RASA INGIN TAHU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Ignatius Slamet Riyadi
dan SMP Kartika VIII-I yang berlokasi Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.
2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester genap
tahun ajaran 2020/2021 dengan perincian sebagai berikut :
A.
Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Sedangkan metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode survey dengan
analisis jalur (Path Analysis).
Supardi (2014:271) mengatakan bahwa analisis jalur adalah suatu teknik
pengembangan dari regresi linier berganda. Penelitian survey adalah penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari
adalah data yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan
kejadian-kejadian relatif, distributuf dan hubungan antar variabel sosiologis
dan psikologis. Arah penelitian survey ialah membuat taksiran yang akurat
mengenai karakteristik-karakteristik keseluruhan populasi. Metode survey
biasanya dilakukan untuk menemukan informasi yang jelas guna memecahkan masalah
terutama masalah penelitian.
Dalam penelitian
ini mencakup tiga variabel yaitu, Rasa Ingin Tahu, Kemandirian Belajar dan
kemampuan pemecahan masalah matematika. Berdasarkan jumlah variabel yang
diteliti maka untuk penelitian ini digunakan desain analisis jalur (path analysis). Skema desain analisis
jalur digambarkan sebagai berikut:
Keterangan :
X1 :
Rasa Ingin Tahu
X2 :
Kemandirian Belajar
X3 :
Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
P21 :
Rasa Ingin Tahu terhadap Kemandirian Belajar
P31 : Rasa Ingin Tahu terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
P32 : Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
Adapun variabel penelitian ini terdiri dari:
1.
Variabel
Bebas/Independen X1 : Rasa Ingin Tahu
2.
Variabel
Intervening X2 : Kemandirian
Belajar
3.
Variabel
Terikat/Dependent (
) : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Dari diagram alur di atas dapat dijelaskan bahwa
merupakan variabel
independen (eksogen) bagi
dan
.
mempunyai jalur hubungan langsung dengan
dan juga mempunyai
hubungan tidak langsung dengan
karena melalui
.
merupakan variabel
independent bagi
.
merupakan variabel
independent bagi
dan
, serta
merupakan variabel
dependen (endogen) bagi
.
1)
Variabel
Eksogen (exogenouse)
Variabel eksogen adalah semua variabel yang tidak ada penyebab eksplisitnya
atau dalam diagram tidak ada anak-anak panah yang menuju ke arahnya selain pada
bagian kesalahan pengukuran. Jika antara variabel eksogen dikorelasikan maka
korelasi tersebut ditujukan dengan anak panah dengan kepala dua yang
menghubungkan variabel-variabel tersebut. Variabel eksogen dalam penelitian ini
adalah Rasa Ingin Tahu X1 dalam istilah lain
dapat disebut pula sebagai variabel independent.
2)
Variabel
Endogen (endogenouse)
Variabel endogen adalah variabel yang mempunyai anak-anak panah menuju ke
arah variabel tersebut. Variabel yang termasuk mencakup semua variabel
perantara dan tergantung. Variabel perantara endogen mempunyai anak panah yang
menuju ke arahnya dan dari arah variabel tersebut dalam suatu model diagram
jalur. Variabel tergantung hanya mempunyai anak panah yang menuju kearahnya
atau dapat disebut juga variabel dependent. Variabel endogen dalam penelitian
ini adalah Kemampuan Pemecahan Masalah
MatematikaX3.
3)
Variabel
Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritik memengaruhi
hubungan antara variabel dependent dan variabel dependent menjadi hubungan yang
tidak langsung. Variabel intervening dalam penelitian ini adalah Kemandirian Belajar X2.
1.
Populasi Penelitian
Arikunto (2010:130) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu. Hal senada
diungkapkan Sugiyono (2003:117) mengatakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.
Supardi (2013:25) berpendapat bahwa populasi adalah keseluruhan dari
karakteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi objek penelitian.
Populasi juga berarti objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah atau objek penelitian. Adapun
Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMP Swasta di Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sebagai populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP swasta di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta
Timur tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 2 sekolah, seperti pada tabel di
bawah ini.
2.
Sampel Penelitian
Supardi (2013:26) menyatakan bahwa “sampel adalah bagian dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti.” Sampel dalam
penelitian kuantitatif merupakan subjek penelitian yang dianggap mewakili
populasi, dan biasanya disebut responden penelitian. Lebih lanjut Arikunto
(2006:134) menyatakan bahwa untuk menentukan jumlah sampel yang harus diambil
dari suatu populasi peneliti menggunakan kriteria, apabila subjeknya kurang
dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitian tersebut merupakan
penelitian populasi. Tapi jika jumlah subyeknya besar atau lebih dari 100, maka
dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Cara pengambilan sampel yang dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik proporsional cluster random sampling,
dimana setiap anggota populasi mendapat kesempatan yang sama untuk dijadikan
sampel dalam penelitian. Dalam menentukan jumlah sampel peneliti menggunakan
rumjus Taro Yamane sebagai berikut:
Keterangan:
= jumlah sampel
= jumlah populasi
= Presesi yang ditetapkan
Dengan menggunakan rumus di atas maka jumlah sampel yang digunakan adalah:
Maka sampel yang digunakan dari populasi 525 siswa berjumlah 84 siswa. Adapun anggota sampel yang digunakan oleh
peneliti meliputi siswa kelas VIII semester 1 dari 2 SMP swasta yang terdapat
di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur.
2.
Teknik Sampling
Teknik sampling adalah pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Peneliti dalam
penelitian ini menggunakan teknik Proprosional
Cluster Random Sampling, dimana jumlah sampel dari setiap sekolah diambil
secara proporsional berdasarkan perbandingan jumlah siswa setiap sekolah
terhadap jumlah populasi keseluruhan. Sedangkan, untuk menentukan anggota
sampel dari setiap cluster yang ada
dipilih secara acak (random). Sasmoko (2004:59) menyatakan bahwa simple random sampling adalah
pengambilan anggota sampel dilakukan secara acak tanpa memerhatikan strata yang
ada dalam populasi. Artinya semua anggota populasi mempunyai peluang yang sama
dan tidak terikat untuk dimasukkan ke dalam sampel.
A.
Metode dan Teknik Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Data yang
dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi Rasa ingin tahu, Kemandirian belajar
dan kemampuan pemecahan masalah matematika. Menurut Supardi (2012:22) variabel
adalah karakteristik yang akan diobservasi dari suatu pengamatan. Karakteristik
yang dimiliki satuan pengamatan keadaannya berbeda-beda atau memiliki gejala
yang bervariasi dari satu satuan pengamatan ke satu satuan pengamatan lainnya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
tiga variabel yaitu:
1.
Variabel
terikat (dependen) (X3) yaitu kemampuan pemecahan masalah
matematika. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan memberikan tes
berbentuk essay sebanyak 10 butir soal kepada siswa terpilih sebagai sampel
penelitian.
2.
Variabel
bebas (independen) X1 yaitu
Rasa Ingin Tahu. Teknik pengumpulan datanya dilakukan dengan instrumen non tes
(angket) berbentuk skala sikap yaitu Skala Likert yang terdiri dari lima
pilihan jawaban yang diperoleh dari hasil pemberian kuiseoner mengenai Rasa
Ingin Tahu.
3.
Variabel
Intervening X2 yaitu Kemandirian Belajar. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan instrumen non tes berbentuk skala sikap yaitu Skala Likert
yang terdiri dari lima pilihan jawaban yang diperoleh dari hasil pemberian
kuesioner mengenai sikap pada mata pelajaran matematika.
A.
Instrumen Penelitian
1.
Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
a.
Definisi Konseptual
Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan
untuk mengatasi masalah yang ditemui, mencari penyelesaian dan mampu
menggunakan berbagai aturan, prinsip, dan konsep matematika melalui langkah–langkah
atau strategi pemecahan masalah.
b.
Definisi Operasional
Kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan untuk
mengatasi masalah yang ditemui, mencari penyelesaian dan mampu menggunakan
berbagai aturan dan konsep matematika melalui langkah–langkah atau strategi
pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penelitian
ini adalah skor total yang diperoleh dari siswa yang mencerminkan kemampuan
siswa pada pelajaran matematika pada materi Persamaan Garis Lurus pada kelas
VIII Semester Ganjil tahun ajaran 2020/2021.
c.
Kisi–Kisi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
a.
Validasi Instrumen Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
Sebelum digunakan untuk memperoleh data penelitian,
instrument kemampuan pemecahan masalah matematika perlu dikalibrasi untuk
mengetahui tingkat kehandalan instrument. Untuk itu dilakukan uji coba
instrument tes pada siswa kelas VIII yang dijadikan sebagai sampel penelitian.
Dari hasil uji coba dilakukan peninjauan terhadap tingkat kesukaran butir soal,
validitas butir soal dan reliabilitas soal.
1)
Tingkat
Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar,
sedang atau mudahnya suatu soal (Sudjana, 1989). Butir soal yang baik memiliki
populasi dan tingkat kesukaran seimbang, artinya distribusi soal berdasarkan
bentuk kurva normal, yaitu 27% untuk soal mudah, 46% untuk soal sedang, dan 27%
untuk soal sukar. Menurut Sudjana (1989), untuk menentukan indeks kesukaran tes
bentuk essai digunakan rumus:
Keterangan
:
I : Indeks Kesukaran
Dengan
kriteria :
0,01
– 0,30 = sukar
0,31
– 0,70 = sedang
0,71
– 1,00 = mudah
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran untuk setiap soal dapat di lihat pada tebel berikut
Berdasarkan
hasil perhitungan uji tingkat kesukaran butir soal instrument penelitian dari
10 soal diperoleh 2 soal dengan tingkat kesulitan "mudah" dan 8 soal
dengan tingkat kesulitan sedang.
1)
Pengujian
Daya Pembeda Butir Soal
Menurut Arikunto (2009:211) “Daya pembeda soal
adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan
tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Untuk menghitung daya
pembeda soal digunakan rumus, yaitu:
Dari hasil
analisis item daya pembeda butir soal, diperoleh soal dengan daya pembeda baik
sekali berjumlah 2 soal, daya pembeda baik berjumlah 5 soal,daya pembeda cukup
berjumlah 1 soal dan daya pembeda jelek 2 soal.
1)
Validitas
Butir Soal
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
keabsahan suatu butir soal. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.
Perhitungan validitas butir untuk instrumen ini diuji dengan uji korelasi
product moment, dengan rumus :
Dari data di atas tidak semua butir soal valid, jumlah soal yang valid
adalah 8 dan soal tidak valid adalah 2 soal. Hal ini menyatakan bahwa tidak
semua butir soal dapat digunakan untuk tes kemampuan pemecahan masalah
matematika siswa, sehingga jumlah butir soal yang digunakan untuk tes kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa adalah 8 soal.
1)
Reliabilitas
Soal
Untuk menentukan reliabilitas instrument untuk soal pilihan ganda diuji
dengan menggunakan rumus Kuder Richardson 20 (Arikunto, 2012:115)
1.
Instrument Rasa Ingin Tahu
a.
Definisi Konseptual
Rasa
ingin tahu merupakan emosi alamiah yang ada pada manusia dalam melihat segala
sesuatu yang menurut mereka baru, menarik dan mengkaitkan emosi dalam
melihatnya sehingga dapat memberikan dorongan untuk melihat dan memperdalam
suatu hal tersebut dengan tindakan mereka.
b.
Definisi Operasional
Rasa
ingin tahu adalah sifat alamiah yang ada
pada manusia dalam melihat segala sesuatu yang menurut mereka baru, menarik dan
mengkaitkan emosi dalam melihatnya sehingga dapat memberikan dorongan untuk
melihat dan memperdalam suatu hal tersebut dengan tindakan mereka. Indicator
rasa ingin tahu meliputi antusias mencari jawaban, mengikuti dan mengamati
setiap langkah kegiatan, bertanya terkait mata pelajaran atau objek
pembelajaran, mencari informasi dari sumber lain dan melakukan eksperimen.
a.
Kisi – Kisi Instrumen Rasa Ingin Tahu
a.
Validasi Instrumen Rasa Ingin Tahu
1)
Validitas
Angket
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan keabsahan suatu butir
soal. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan
kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Perhitungan validitas
butir untuk instrumen ini diuji dengan uji korelasi product moment menurut
Arikunto (2012:92), dengan rumus :
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 24 butir instrument
dinyatakan valid dan 10 butir lainnya tidak valid, yaitu nomor
9,11,13,14,15,16,28,29,33,34 dan 35. Hal ini menyatakan bahwa tidak semua butir
angket dapat digunakan untuk tes peningkatan rasa ingin tahu siswa, sehingga jumlah butir angket yang
digunakan untuk tes peningkatan rasa ingin tahu siswa adalah 24 butir angket.
2)
Reliabitias
Angket
Tujuan Uji Realibilitas adalah untuk mengetahui
kekonsistenan pertanyaan tes apabila diberikan berulang kali pada objek yang
sama. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu :
1.
Instrument Kemandirian Belajar
a.
Definisi Konseptual
kemandirian
belajar adalah perilaku siswa yang mampu mengatasi masalah, mempunyai rasa
ingin tahu yang tinggi, percaya diri, mampu memecahkan masalah dan dapat
melakukan sesuatu tanpa bergantung pada
orang lain dan belajar dengan segenap kemampuan berpikir secara tepat dan
maksimal.
b.
Definisi
Operasional
Kemandirian
belajar adalah suatu sikap yang berasal dari dalam diri individu untuk belajar
mandiri karena adanya dorongan untuk menguasai suatu kompetensi yang diharapkan.
iindicatorkemandirian belajar meliputi: tidak bergantung pada orang lain,
memiliki sikap tanggung jawab, percaya diri, disiplin, berperilaku berdasarkan
inisiatif sendiri, melakukan control diri
a.
Kisi – Kisi Instrumen Kemandirian Belajar
d.
Validasi Instrumen Kemandirian Belajar
1)
Validitas
Angket
Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan keabsahan suatu butir soal. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Perhitungan validitas butir untuk instrumen ini diuji dengan uji korelasi product moment menurut Arikunto (2012:92), dengan rumus
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat 25 butir instrument
dinyatakan valid dan 10 butir lainnya tidak valid, yaitu nomor 1,6,10,12,16,17,21,30,33,34.
Hal ini menyatakan bahwa tidak semua butir angket dapat digunakan untuk tes
peningkatan kemandirian belajar siswa, sehingga jumlah butir angket yang
digunakan untuk tes peningkatan kemandirian belajar siswa adalah 25 butir angket.
2)
Reliabitias
Angket
Tujuan Uji Realibilitas adalah untuk mengetahui kekonsistenan pertanyaan tes apabila diberikan berulang kali pada objek yang sama. Untuk menguji reliabilitas digunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu
A.
Teknik analisis Data
Teknik analisa data yang digunakan untuk dapat memperoleh jawaban atas hipotesis
penelitian dibedakan dalam dua kategori diantaranya adalah :
1.
Teknik
Analisis Data Deskriptif
a.
Membuat
Mean (X)yaitu :
1.
Teknik
Analisis Persyaratan Data
a.
Uji
Normalitas
Uji normalitas
data dilakukan dengan tujuan mengetahui apakah data yang kita peroleh
berdistribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini dengan mengunakan Uji
normalitas Kolmogorov Smirnov. Dengan taraf signifikansi (α) = 5 % (0,05).
Hoipotesis yang di uji yaitu:
Penyelesaian uji
normalitas ini dengan bantuan SPSS 22 dengan menggunakan Uji normalitas
Kolmogorov Smirnov.
b.
Uji
Normalitas Galat
Uji normalitas
galat digunakan untuk mengetahui data yang dipakai pada penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Asumsi yang digunakan adalah jika nilai Asymp
Sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistrbusi normal dan sebaliknya.
c.
Uji
Linieritas
Uji linieritas
dilakukan dengan menggunakan ANOVA atau dengan bantuan SPSS dan dilakukan
dengan mengamati table ANOVA. Dalam hal ini kriteria pengujiannya adalah :
Jika Fh>
Ft atau nilai sig < 0.05 maka persamaan garis regresi linier.
Jika Fh<
Ft atau nilai sig > 0.05 maka persamaan garis regresi tidak
linier.
d.
Uji
Multikolinieritas
Uji
multikolinierias dilakukan untuk menguji adanya hubungan antar variabel bebas,
untuk pengujian multikolinieritas peneliti dengan menggunakan SPSS sebagai alat
bantu pengolahan data. Dengan hipotesis yang diuji :
H0 :
terjadi multikolinieritas
H1 :
Tidak terjadi multikolinieritas
Dengan
pengolahan data dengan SPSS pengujian multikolinieritas dilakukan dengan
mengamati nilai tolrence atau VIF. Dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika tolerance < 0.1 dan VIF > 1.0 maka H0 diterima
atau terjadi multikolineritas.
Jika tolerance > 0.1 dan VIF < 1.0 maka H0
ditolak atau tidak terjadi multikolineritas.
e.
Uji
Heteroskedastisitas
Pengertian heteroskedastisitas adalah apabila kesalahan atau residual yang
diamati tidak memiliki varian yang konstan. Kondisi heteroskedastisitas sering
terjadi pada data cross section atau
data yang diambil dari beberapa responden pada suatu waktu tertentu.
Salah satu metode untuk mendeteksi adanya heteroskedastisitas adalah dengan
membuat scatter-plot antara standardized residual (ZRESID) standardized predicted value (Y topi).
Pada gambar dibawah ini menunjukkan tidak ada perubahan sepanjang Y topi, maka
dinyatakan tidak ada heteroskedatisitas pada galat (error/residual) tersebut.
2.
Teknik
Uji Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah
menggunakan uji regresi linier dengan analisis jalur. Analisis jalur (Path
Analysis) merupakan suatu bentuk pengembangan analisis multi regresi. Dalam
analisis ini digunakan diagram jalur untuk membantu konseptualisasi masalah
atau menguji hipotesis yang kompleks. Dengan menggunakan diagram tersebut, kita
dapat menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung dari variabel-variabel
bebas terhadap variabel terikat. Pengaruh-pengaruh tersebut tercermin dalam
koefisien jalur.
Menurut Supardi
(2013:283) tahap pengujian hipotesis sebagai berikut :
Menghitung dan
Menguji Koefisien Korelasi jalur dengan pendekatan korelasi. Langkah-langkah
yang harus dilakukan adalah:
a)
Menentukan
Model jalur
b)
Menghitung
Koefisien korelasi sederhana antar dua variabel
a)
Menentukan
Inver Matriks variabel eksogen
Untuk menguji hubungan antar variabel penelitian, peneliti dalam hal ini
menggunakan Analisis Jalur (Path Analyse).
Penggunaan analisis jalur dilakukan peneliti dengan asusmsi bahwa (Sugiyono,
2008:297)
a.
Hubungan
antar variabel yang akan dianalisis berbentuk linier, aditif dan kausal
b.
Variabel–variabel
yang residual tidak berkorelasi dengan variabel yang mendahuluinya dan juga tidak
berkorelasi dengan variabel yang lain.
c.
Dalam
model hubungan variabel hanya terdapat jalur kausal/sebab akibat searah.
d.
Dalam
setiap variabel yang dianalisis adalah data interval dan berasal dari sumber
yang sama.
Untuk keperluan penggunaan analisis jalur peneliti perlu
menyusun model hubungan antar variabel, yang dalam hal ini disebut diagram
jalur. Diagram jalur disusun berdasarkan kerangka berpikir yang dikembangkan
dari teori yang digunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2008:298)
Untuk mencari hubungan antar variabel dilakukan dengan menggunakan analisis
korelasi product moment dengan bantuan SPSS. Hasil analisis korelasi
selanjutnya akan digunakan sebagai dasr penghitungan koefisien jalur. Dalam
analisis jalur terdapat koefisien jalur. Koefisien jalur menunjukkan kuatnya
pengaruh variabel independen terhadap dependen. Bila koefisien rendah dan
angkanya dibawah 0.05 maka koefisien jalur tersebut dianggap rendah, maka
pengaruh jalur tersebut dapat dihilangkan (Sugiyono, 2008:302).
Koefisien jalur merupakan koefisien regresi standar (standar z), yang
menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang telah
tersusun dalam diagram jalur. Karena hubungan jalur antar variabel jalur adalah
gabungan korelasi, maka perhitungan angka koefisien jalur menggunakan standar skor
z.
Z1 = ![]()
Z2 = P21Z1 + ![]()
Z3 = P31Z1 + P32Z2 +
![]()
Selanjutnya koefisien jalur yang merupakan koefisien korelasi rij,
dapat dihitung. Karena harga–harga variabel
dinyatakan dalam angka baku z, maka untuk n buah pengamatan dapat dihitung dengan
rumus untuk menghitung koefisien jalur sebagai berikut (Sugiono, 2008: 304)
Kriteria pengujian signifikan koefisien jalur :
a.
Jika
koefisien jalur lebih besar dari 0.05 maka koefisisen jalur signifikan, artinya
terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel dependen terhadap variabel
independen.
b.
Jika
koefisien jalur lebih kecih dari 0.05 maka koefisisen jalur tidak signifikan,
artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel dependen terhadap variabel
independen dan jalur tersebut dapat dihilangkan.
A.
Hipotesis Statistik
Hipotesis pada penelitian
ini dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
H0 = Tidak terdapat pengaruh langsung Rasa Ingin Tahu terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika
H1 = Terdapat pengaruh langsung Rasa Ingin Tahu terhadap kemampuan Pemecehan Masalah Matematika
Keterangan :
H0 = Tidak terdapat pengaruh langsung Kemandirian Belajar
terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika.
H1= Terdapat pengaruh langsung Kemandirian Belajar terhadap Kemampuan
Pemecahan Masalah Matematika.
Keterangan :
H0 =Tidak terdapat
pengaruh langsung Rasa Ingin Tahu terhadap Kemandirian Belajar
H1 =Terdapat pengaruh langsung Rasa Ingin Tahu terhadap Kemandirian
Belajar
Keterangan :
H0 = Tidak terdapat pengaruh tidak langsung Rasa Ingin Tahu melalui
Kemandirian Belajar terhadap
kemampuan pemecahan Masalah Matematika
H1 =Terdapat pengaruh tidak langsung Rasa Ingin Tahu melalui
Kemandirian terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah matematika.
Untuk Bab I silahkan klik di sini
Untuk Bab II silahkan klik di sini
Bagi Yang membutuhkan soft filenya, silahkan hubungi melalui kontak di atas.
semoga bermanfaat.....


No comments for "Bab 3 : PENGARUH RASA INGIN TAHU DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK"
Post a Comment